Tak Ada Lowongan Pekerjaan Hari Ini

*Ting Tong* 

Pintu dengan knob yang mulai berkarat itu terbuka lebar. Memperlihatkan seorang laki-laki yang umurnya lebih dari setengah abad, berpakaian rapi dan membawa secangkir kopi di tangannya. 
"Koran, Pak." Ujar Si Bocah pengantar koran yang sudah mengayuh sepeda onta reyot itu selama belasan tahun. Dia sudah tak pantas lagi dipanggil bocah. Namun, semua orang menganggap dia bocah, karena pada kenyataannya, dibandingkan pelanggan setianya. Dia masih seorang bocah, yang belum bau tanah. 

"Tak ada lowongan pekerjaan di koran hari ini, Pak." Kata Si Bocah. 
"Sayang sekali, padahal anakku masih nganggur." Jawab si pelanggan itu. 

Si Bocah Koran pamit dan mulai mengayuh sepedanya, keluar dari halaman rumah yang penuh bunga-bunga dan pohon rambutan yang sebentar lagi berbuah. Si pelanggan itu bernama Pak Danar, yang setiap hari selalu menunggu Si Bocah Koran mengantarkan koran hariannya. Sesekali, dia juga mendapatkan brosur, selebaran yang ditemukan di jalan berisi lowongan pekerjaan untuk diberikan pada Pak Danar. 

Pak Danar yang sudah pensiun, Pak Danar yang setiap pagi duduk di teras rumah membaca koran ditemani secangkir kopi. Pak Danar yang merawat dengan baik bunga-bunga kesayangannya di halaman depan. Pak Danar, yang amat menyayangi anak semata wayangnya dan berharap anaknya mempunyai kehidupan yang baik. Pekerjaan yang menyenangkan dan menjamin hidupnya di kemudian hari. 

*Ting Tong* 

*Ting Tong* 

Tak ada jawaban, 

Si Bocah Koran mulai merasa aneh, tak pernah sekalipun dia menunggu Pak Danar membuka pintu lebih dari sekali pijitan pada tombol bel. Dia menepiskan pikiran buruknya dan hendak memencet bel lagi tepat ketika knob pintu berputar. Memperlihatkan Pak Danar yang tak seperti biasanya, terlihat sedikit kusut, dan tidak bersemangat. 

Si Bocah Koran hanya memberikan Koran hari ini, tanpa berkata sepatah kata pun. Pak Danar pun, hanya terdiam dan melihat koran tersebut, seperti sesuatu yang asing baginya. Si Bocah Koran pun, akhirnya membuka suara, "Pak, ini koran terakhir. Tak akan ada lagi koran yang dicetak setelah ini. Semua orang sudah beralih ke internet." 

Pak Danar, dengan kening yang mengkerut, mengarahkan pandangannya ke Si Bocah Koran, "Lalu, bagaimana aku mencari lowongan pekerjaan?" Kata Pak Danar. 

Si Bocah Koran, yang sudah paham dengan kebiasaan Pak Danar, tersenyum. "Semuanya ada di internet Pak. Saya pun, juga akan pindah kerja menjadi kurir paket. Semuanya bisa dibeli di internet." 
Pak Danar makin bingung. Bingung karena dia tidak bisa lagi membantu anaknya untuk mencari pekerjaan. 

Setelah Si Bocah Koran pamit, Pak Danar bergegas ke taman bunganya, menghampiri anak semata wayangnya. Pak Danar, duduk di depan batu nisan anaknya dan meminta maaf karena tidak bisa lagi mencarikan lowongan pekerjaan untuk anaknya. 

Comments

Popular posts from this blog

Twenty-four

Let's Talk About Us

Aku Ingin Tertidur Pulas di Dekapanmu