Posts

Showing posts from 2019

Aku Ingin Tertidur Pulas di Dekapanmu

Bolehkah aku singgah sebentar? Duduk di antara kaki-kaki yang menjulur dan merebahkan punggungku pada dekapanmu. Aku terlalu lelah untuk bercerita. Jadi, bolehkah jika aku memejamkan mataku dan tertidur pulas di pangkuanmu? Aku ingin mendengar nyanyian-nyanyian alammu. Suara lembutmu yang diminta surga. Ternyata kau benar, dunia ini terlalu muram untuk jiwaku yang penuh harapan-harapan dan doa darimu. Kau sibakkan kabut-kabut yang menghalangi setiap pandanganku. Bukan dengan tanganmu, tapi dengan doa yang kau panjatkan ketika malam belum hilang. Bolehkah aku meminta sesuap nasi dari piringmu? Aku tahu kau akan selalu memberikan porsi terbanyak sedangkan kau hampir mati kelaparan. Apakah aku boleh meminta segelas air dari sumurmu?

Si Sulung yang Hilang

Ibu menanak nasi di dapur, meja makan sudah dihias dengan dekorasi penuh bunga warna warni. Bau khas kaldu sapi memenuhi ruangan makan malam. Tampak raut wajah ceria di tiap wajah anak-anakknya. Bapak baru pulang dari kantor, sambil mengelap peluh dengan dasi garis-garisnya, ia sapa seluruh penghuni rumahnya. Anak-anak berlari mengejar bapak dan menyalaminya satu-satu. Bapak tersenyum sembari mengeluarkan sekantong plastik martabak asin yang dibelinya di tenda pinggir jalan. Ibu tersenyum dan mengecup pipi Bapak. Menyuruh Bapak mandi dan segera menuju ruang makan karena nasi telah matang. Nasi putih mengepul dengan hangat dan terlihat lezat di setiap perut yang keroncongan. Ibu menyuruh adik memanggil si sulung untuk makan malam bersama. Sudah disiapkan enam piring nasi dengan enam gelas air mineral hangat untuk menemani makan malam kali ini. si adik masih mengetuk pintu si sulung yang tak jua keluar dari sarangnya. Kuah sup sudah dituang ke nasi masing-masing, dan Ibu memberikan

PEREMPUAN

Aku mengenal seorang perempuan yang menggunakan make up setiap saat, karena baginya penampilan adalah hal yang paling penting. Aku pun mengenal perempuan yang tak suka merias dirinya karena dia leibh nyaman tanpa ada polesan di bibirnya. Mereka perempuan, tak peduli kosmetik apa yang mereka gunakan, tak peduli semahal apapun harganya, bagaimanapun warna gincu di bibir mereka. Aku pun pernah bersua dengan perempuan lain yang berolahraga dan menjaga jumlah kalori yang dia konsumsi setiap hari. Aku pun pernah makan siang bersama perempuan yang bahagia berapa pun berat badannya. Mereka bahagia dengan pilihan mereka. Lalu, di sudut jalan dekat kampusku, aku bertemu dengan perempuan yang menutupi sekujur tubuhnya tak terkecuali wajahnya, hanya matanya yang dapat kau lihat. Dia ingin menjalankan syariat agama yang dipercayainya. Aku pun pernah bercengkrama dan bertukar pikiran dengan seorang perempuan yang menggunakan pakaian senyamannya, tak peduli apa kata orang. Mereka adalah perempua

3:8

Je t'aime je t'aime  mais tu ne sais pas

Prussian

He always wears the same shirt, neutral color but he always prefers dark. Like Prussian or Oxford blue. He wears a necklace with a deep blue sea trapped inside. Maybe he loves blue too much that sometimes life gives him blue all over his surroundings with grey clouds following him everywhere he goes. He is okay. Sometimes he's not okay but he always told me, "it is okay to be not okay." and that's what I love about him. He let things run the way they are. He said, "Just let it all go." Like The Beatles. He always listens to one song and repeats it again and again and again. Just like how he kisses me again and again and again. And I will smile into the kisses again and again until he asks me why am I smiling? So I smile. To answer his questions because sometimes, something doesn't need an answer. But I always love to say that he is the answers to my curiosity. 

Malam ini kita bertemu di sebuah cafe

Image
Malam ini kita bertemu di sebuah cafe di daerah Dago Pakar, Bandung. Ditemani dengan udara yang dingin, pemandangan Kota Bandung dan lampu-lampunya yang seperti kumpulan bintang. Setiap lima menit sekali aku mengulang kata “cantik” untuk memuji pemandangan yang Tuhan berikan pada kita malam ini. Tuhan baik ya, memberikan hiburan melalui indera penglihatan kita ketika perasaan kita berkecamuk. Kau dengan badai di aliran darahmu, dan aku dengan beban seberat gajah di jantungku. Tuhan Maha Baik memberikan kita waktu untuk berbicara sekali lagi, melontarkan setiap cerita lama yang mencekik leher kita. Semua ucapan kita terangkum dalam tegukan teh panas dalam  tea pot  berwarna putih. Apakah ini akhir dari segala kata pengantar yang aku susun sedemikian rupa hingga kau paham dengan segala latar belakang dan alasan-alasanku? Mungkin di setiap perjumpaan memang ada perpisahan yang entah mengapa, tangan kita tak berhenti melambai. Atau kaki yang tak kunjung beranjak di saat waktu makin b

FORGIVENESS

Image
Dia mengajarkanku sebuah kata baru yang tak pernah kukenal sebelumnya. ‘Forgiveness’ kata yang cukup asing bagiku. Dia membaginya menjadi 3 suka kata for-give-ness. “Terdapat kata ‘give’ di dalamnya, yang berarti memberi. Untuk memaafkan seseorang kau harus memberikan mereka rasa maaf itu.” Ujarnya. “Terkadang dengan bisa merelakan atau sekadar memberi senyuman.” Dia menghela napas sebentar lalu melanjutkan perkataannya. Kuperhatikan matanya semakin berbinar dan teduh. “Pada saat hatimu hancur olehnya, kau harus mengambil serpihan-serpihan hatimu yang jatuh. Terkadang serpihan itu melukai tanganmu. Ketika kau sudah mengambil semua serpihan hatimu dan bangkit kembali, kau harus menyerahkan serpihan-serpihan hati itu kepadanya.” “Untuk apa? Bukannya hati itu telah dihancurkan olehnya?” Aku bertanya dengan rasa geram. Dia lagi-lagi tersenyum, “Sebagai pengingat baginya yang telah menghancurkan hati itu. Lama-kelamaan hati tersebut akan sembuh. Sama halnya dengan luka di tan

MELROSE

Image
A glass of whiskey perfectly fits in his right hand while his left is holding a cigar. He's still wearing his night robe with white and light blue stripes and a pair of comfy black slippers. He looks out of the windows slowly sipping his drink. Too early for me to see someone's drinking, but it's quite too late for his daily routine. "Are you still writing dear?" He asked after taking a sip and a deep exhale of his cigars. "Hm-hm." I hummed. "What is it about?" "Mostly about you." I huffed. This one taste so bad, I think. "About me? What would you expect from a man like me?" "Oh, everything actually." I killed the fire before it burns completely and ruins my fingers. "I'm desperate." He said and sit next to me. I close my book and look directly at him. "You're not desperate, dear father. You have a lack of company and that's why I'm here." "I'm always

Another Empty Room

Image
I'm not a really good person when it comes to saying goodbye. I might be crying silently on your bed hugging your blanket and stay silent until you saw my tears. You might get distracted when you're packing all of your stuff into several boxes. Folding all of your clothes, put your favorite shoes into their boxes while listening to your favorite playlist. I want to make a playlist for you, but we just met a few weeks ago and I don't really know you that much to have a whole list of songs to describe you about how I feel about you. Once, I thought that I might not be able to fall in love again, to believe in any relationship that contains the word "boy". In fact, I start to look at them as friends, genderless creatures just because I don't want to fall in love with the wrong person at the wrong time. I inhale much deeper than I usually do, so I can collect all of your scents in a mason jar and keep it save somewhere in my room. The smell of your perfume, th

OUTCAST

I was laughing and enjoying our conversation a few moments ago, I was feeling empty right after she told me that she’ll be leaving tomorrow morning. Leaving me in this big, lonely place and crowded town with so many broken hearts and broken people. I was happy the other day when we spend our sleepless night outside Dunkin. We were talking and sharing our monotonous holiday. We swore that we yelled “Bonnes Vacances’ right after our last meeting in this crappy old campus. But I guess our voices weren’t loud enough, nor the sky won’t send our prayers. And he asked me how if I was okay. We chatted during our holiday I feel lonely, bitter, sad, bubbly exciting, outcast, stuck. I need company