MARLINA


Dia Marlina,
ada laut yang tenang di dalam namanya,
tersemat di antara kunyahan sirih di mulutnya.
Marlina, hidup sendiri dengan jasad suaminya.
Setiap hari dia memeluk cintanya,
ketabahannya sekuat geraman rahangnya.

Dia Marlina,
dengan lentik jari yang membunuh dalam empat babak.
Yang membelai seorang bayi dengan jari yang sama.
Aku menemukan Marlina dalam diriku,
bersemayam entah di bagian jantung yang mana.

Dia Marlina,
memekikkan suara perempuan sepertinya,
ketika tubuhnya tak lagi kuat menahan sakitnya,
saat napasnya terengah-engah agar didengar.
Keringatnya telah membasuh semua ketakutannya.

Aku menemukan Marlina lain,
tergores di setiap wajah perempuan yang kutemui.
Aku mendengar mereka berteriak,
hingga akupun ikut berteriak,
untuk Marlina.

Puisi ini saya persembahkan untuk para Marlina di muka bumi ini, yang mengharap keadilan ditegakkan dengan kaki mereka yang gemetaran. 

#AkuMarlina

Comments

Popular posts from this blog

Twenty-four

Let's Talk About Us

Aku Ingin Tertidur Pulas di Dekapanmu