pinterest Julia Mint To you with the broken heart I'm lying alone with my head on the phone Thinking of you till it hurts I know you hurt too but what else can we do Tormented and torn apart I wish I could carry your smile and my heart For times when my life seems so low It would make me believe what tomorrow could bring When today doesn't really know, doesn't really know I'm all out of love, I'm so lost without you I know you were right believing for so long I'm all out of love, what am I without you I can't be too late to say that I was so wrong I want you to come back and carry me home Away from this long lonely nights I'm reaching for you , are you feeling it too Does the feeling seem oh so right And what would you say if I called on you now And said that I can't hold on There's no easy way, it gets harder each day Please love me or I'll be gone, I'll be gone I'm all out of love, I'm so lost ...
Tadi malam, aku membantu Ibu menguleni adonan pempek. Sudah lama sekali Ibu tidak membuat makanan khas Palembang yang dulunya selalu jadi cemilan tiap akhir pekan bagi keluargaku. Kali ini, Ibu membuat porsi yang cukup banyak. Aku sampai mengira Ibu akan berjualan pempek melihat banyaknya adonan yang harus aku bentuk. Aku segera mengenakan celemek dan mulai mengasah skill seniku. Setelah hampir satu jam membulat-bulatkan adonan pempek, aku mendengar bunyi bel rumah. Ibu terlalu sibuk menelepon temannya sampai tidak menyadari ada tamu. Ketika aku hendak berdiri, aku melihat kakakku berjalan dengan gontai menuju pintu depan. Aku kembali fokus membentuk adonan pempek dan Ibu sudah selesai menelepon dan kembali ke dapur meracik bumbu cuko. "Huh, banyaknyo." Ujarku sambil menirukan logat Palembang. "Ayo cepat lanjutkan, kamu mau makan pempek, kan?" Aku hanya tersenyum getir ke arah Ibu. Tanpa kusadari, kakakku sudah berada di dapur. Suara langkah kakinya lemas s...
Namaku Laut, mataku sebiru samudera dengan tatapan selembut langit senja. Rambutku menggelung seperti ombak. Mereka bilang, tatapanku seteduh senja di Pantai Barat pulau ini. Senyumku kian merekah tak pernah meninggalkan wajahku, karena itu mereka memanggilku, 'Si Pemilik Hati Sehangat Butiran Pasir Pantai' Raga ku beserta jiwaku menyatu di pantai dan di sinilah hatiku hancur berkeping-keping, berserakan terombang-ambing di laut biru. Aku mengenal dua lelaki bernama Samudera dan Sore. Samudera selalu datang memecah suasana, merubah dirinya menjadi ombak. Sore datang dan akan kembali pada waktu yang tepat. Ia telah membangun batu pemecah ombak untuk menjaga pasir-pasir hatiku dari dinginya air laut. source: we heart it
Comments
Post a Comment