Ber(p)ulang

Minggu 28 April 2013

Keenan, kau bilang kau akan pulang. pukul 10 pagi, tidak kurang, tidak lebih. Pesawatmu akan mendarat di bandara kecil ini pada hari Minggu, 28 April 2013. Dengan senang hati aku menunggumu. Aku juga membawa serta coklat kesukaanmu. Kau selalu pusing sehabis terbang.

Pukul 09.47 aku sudah menunggumu, sesekali menjinjit karena pandanganku terhalang oleh tubuh gempal ibu-ibu di depanku. Aku tidak ingin menerobos, si ibu itu pasti juga menunggu orang yang dicintainya.

Pukul 10.00 sudah banyak orang berjalan keluar dari pintu kedatangan. menyambut dan disambut oleh orang-orang yang setia menunggu mereka. sekali pun itu, aku belum melihatmu.

 Nan, sudah pukul 10.35 apakah kopermu belum datang? Apa kau terlalu pusing hingga harus minum sebotol soda di dalam? Bandara mulai sepi dan kerumunan yang menanti pesawat berikutnya telah datang. Aku mencoba menghubungimu berkali-kali, tapi kau tidak menjawab panggilanku. 19 kali. Nihil. Bahkan nomormu tidak aktif, Kau dimana?

Senin, 28 April 2014

Aku kembali menginjakkan kaki ku di bandara ini. Pukul 09.45, tinggal 15 menit lagi pesawatmu akan mendarat. Kuharap kali ini kau keluar dari pintu kedatangan itu ya Nan. Aku merindukanmu. Aku membawa sweater favoritmu. Saat ini cuaca sedang tidak stabil. Aku tahu kau tidak suka dingin karena akan membuat jari-jari kaki mu membiru. Ah, aku juga membawakan kaus kaki Buzz Lightyear kesayanganmu.

Selasa, 28 April 2015

Keenan, hari ini aku tidak sendiri. Tidak apa-apa kan? Kiandra, teman baru ku ingin bertemu denganmu. Tiada hari tanpa cerita tentangmu. Tentang novel "12 Years a Slave" yang kau baca berulang-ulang, tentang soto perempatan yang tak pernah absen dari rutinitas lari pagimu.
"Sudah hampir dua jam, kok dia belum datang ya?" Tanya Kiandra padaku, menyadarkanku dari lamunanku.

"Ah sebaiknya kita balik, sepertinya Keenan tidak pulang tahun ini." Jawabku sembari berjalan ke parkiran.

"Apa? Jadi dari tadi kita menunggu seseorang yang bahkan kamu tidak tahu kabarnya?"

"Bukankah kita sedang menunggu kabar darinya?" Ujarku dan kembali berjalan.

Sangat sulit mencari orang-orang yang masih percaya pada diriku. Mereka menganggapku delusional. Mengharapkan kepulanganmu yang tidak pasti. Keenan, bagaimana jika pemberitaan itu benar? Bahwa pesawat yang kau tumpangi tidak pernah mendarat. Aku tidak percaya akan tayangan di televisi sekarang. Sudah dua tahun aku tidak menonton televisi, semenjak melihat kepingan pesawat yang kau tumpangi itu Keenan.

Apakah aku benar-benar delusional?
Aku gila?
Apa yang harus aku lakukan?
Waktuku berhenti semenjak kau menghilang.

"Kinan! Ayo aku ingin makan," Kiandra kembali membuyarkan lamunanku, Aku berlari ke arahnya, tidak ingin membuatnya menunggu lama. Kita memasuki salah satu restoran cepat saji di bandara itu.

Keenan, aku melihatmu. Aku tidak salah lihat. Itu kau, bergandengan tangan dengan seorang perempuan, kau tersenyum padaku. Saat ini, hatiku hancur. Aku berharap tidak pernah melihatmu lagi untuk pertama kalinya dalam hidupku.

Kita adalah sepasang kekasih. Kau Keenan dengan dua huruf "e" dan aku adalah Kinan. Hanya seorang Kinan, mereka bilang aku delusional, dan sekarang aku percaya perkataan mereka.

Comments

Popular posts from this blog

Twenty-four

Let's Talk About Us

Aku Ingin Tertidur Pulas di Dekapanmu