Deretan kedua belas

Kutemukan dirimu di antara rak buku kedua belas tepat pukul dua belas, lewat dua belas menit, dan dua belas detik. Setiap hari aku akan menghitung deretan meja perpustakaan dan berhenti menemukanmu di deretan kedua belas. Senyuman itu selalu melekat di wajahmu seperti namamu terpaku di hatiku yang berdegup kencang ini. Aku memang tidak menemukanmu pada purnama ke-dua belas seperti Sabari menemukan Lena dalam rentetan kata Andre Hirata. Akupun tak akan sanggup menciptakan untaian kata-kata puitis semanis larik ciptaan Bapak Habibie yang mempersembahkan setiap baitnya untuk Bu Ainun. 

Tahukah kau bahwa sajak ini tercipta tidak hanya begitu saja? Aku harus bertemu denganmu sebanyak dua belas kali sampai aku jatuh hati pada pemilik nama dengan 12/2 huruf sepertimu. Dalam jurnalku dirimu tertera di halaman kedua belas. Sungguh berarti angka dua belas dibenakku semenjak aku berhasil menemukan 12 fakta tentang dirimu. Aku bahkan tahu bahwa kau menghabiskan Affogato-mu dalam dua belas teguk.

Tidak. Aku tidak gila. Tidak terobsesi. Tidak dibutakan cinta.

Aku bukan penguntit di film-film ciptaan manusia. Aku bukan orang aneh yang duduk di sudut perpustakaan.


Aku hanyalah perangkai kata, menciptakan dua belas puisi untuk dirimu. Hingga kau sadar, bahwa aku akhirnya menemukan purnama kedua belas ku, dan aku memilikimu di hari ke dua puluh delapan.

                                           source: we heart it

terinspirasi oleh: Purnama Kedua Belas. Ayah - Andrea Hirata

Comments

Popular posts from this blog

Twenty-four

Let's Talk About Us

Aku Ingin Tertidur Pulas di Dekapanmu