Cinta Itu Cinta

Aku mencintai hujan, seberapa derasnya membuatku ingin berada diantara bulir-bulir dinginnya. Membasahi wajahku dengan kesegaran yang diberikannya. Aku mencintai hujan, walau hujan seringkali membuatku sakit setelah diterpanya. Namun, bukankah itu cinta? Walaupun memberikan penyakit pada tubuhku, aku tetap mencintainya. Seperti mencintaimu walau aku tahu berada di antaramu, hanya memberikan rasa sakit yang mendalam. Akan tetapi, aku terlena dengan rasa sakit itu. Rasa itu, membiusku hingga aku menginginkannya, lagi, dan lagi.
            Cinta itu memang bisu, ketika kau berdua dengannya yang kau harapkan hanya keheningan yang semakin memperat genggaman tanganmu. Tanpa perlu satu katapun untuk menjelaskan bahwa jantungmu berdetak seiring dengan irama detak jantungnya. Cinta itu berarti mendengarkan, mendengarkan dengup jantungnya ketika ia mendekapmu. Seketika itu, cinta memberi warna pada tubuhmu yang pucat. Merah merona. Kehangatannya melemaskan sendi-sendimu yang kaku, melancarkan peredaran darahmu, menenangkan detak jantungmu, dan mengusir rasa takutmu.

            Cinta itu menyakitkan, tapi membuatmu ketagihan. Cinta itu mengalir di tubuhmu, memberikan kehidupan pada tubuh yang awalnya kaku. Cinta itu cinta, klise memang. Namun, cinta itu memberika kebahagiaan yang hanya dimengerti oleh dirimu, tanpa dimengerti orang lain.




Comments

Popular posts from this blog

Twenty-four

Let's Talk About Us

Aku Ingin Tertidur Pulas di Dekapanmu